Senin, 11 Oktober 2010
Totti Raih Penghargaan Golden Foot
Pemain AS Roma Francesco Totti terpilih sebagai pemain peraih Golden Foot Award tahun 2010.
Koleksi gelar Francesco Totti bertambah. Untuk tahun ini, kapten AS Roma itu diobatkan sebagai pemain yang layak mendapat penghargaan Golden Foot.
Totti menerima penghargaan itu di Monaco yang diserahkan langsung oleh Pangeran Monaco, Prince Albert II dari Monaco. Pertimbangannya adalah Totti termasuk dalam pemain yang berusia di atas 29 tahun, tapi masih memiliki teknik hebat, ketulusan dan fair play, memiliki popularitas dan reputasi internasional yang terjaga, dengan karis yang sukses dan sosok yang memiliki kredibilitas, baik di level klub mau pun tim nasional.
Totti juga mengungguli sembilan finalis lain untuk penghargaan ini, yakni David Beckham, Gianluigi Buffon, Didier Drogba, Samuel Eto'o, Steven Gerrard, Ryan Giggs, Carles Puyol, Raul Gonzalez dan Clarence Seedorf.
Totti juga dikenal sebagai pemain dengan loyalitas tinggi bersama klubnya. Ia sudah membela AS Roma sejak 1993 dan mempersembahkan sejumlah gelar, di antara scudetto Serie A Italia di tahun 2001.
Totti juga merupakan pencetak gol terbanyak AS Roma dan salah satu pemain terbaik di era modern sepakbola Italia. Ia juga membantu Italia memenangi Piala Dunia 2006.
Totti bergabung dengan sejumlah legenda sepakbola dunia seperti Giancarlo Antognoni, Franz Beckenbauer, Carlos Dunga dan Hugo Sanchez. Totti juga menjadi pemain Italia ketiga yang mendapatkan penghargaan ini setelah Alessandro Del Piero dan Roberto Baggio.
Rabu, 06 Oktober 2010
Sebut Wasit 'Diving', Yahia Dipanggil FFF
Istilah diving biasanya diberikan kepada pemain yang kerap berpura-pura jatuh untuk mendapatkan keuntungan dari tim lain. Namun Alaeddine Yahia menilai diving juga bisa dilakukan seorang wasit sekali pun.
Bek Lens itu menilai demikian menyusul insiden terjatuhnya ofisial pertandingan Emmanuel Boisdenghien saat timnya ditekuk Lille 4-1 di kandang sendiri pada September silam.
Boisdenghien terjatuh karena mendapat lemparan sebuah benda dari arah penonton yang mengenai bagian kepalanya. Karena yang bersangkutan harus menjalani perawatan di lapangan, pertandingan pun sempat terhenti beberapa menit.
Menurut Yahia, aksi yang ditunjukkan Boisdenghien berlebihan karena benda yang dilemparkan penonton yang mengenai kepalanya hanyalah bola kertas yang sebelumnya digunakan untuk spanduk.
"Saya tahu dengan benar apa yang terjadi. Dia hanya dilempar dengan bola kertas, yang sebelumnya digunakan untuk tifo sebelum pertandingan dengan tiga buah klip di dalamnya," ungkap Yahia kepada media lokal Voix du Nord.
Boisdenghien juga dilaporkan mendapat liburan selama lima hari usai insiden tersebut untuk memulihkan kondisi fisik dan psikisnya.
"Dia harusnya pergi dan menemui Steven Spielberg karena dia bakal bagus memainkan drama di film. Tapi dia juga harus berhenti mengatakan tak bisa tidur saat malam dan terbayang-bayang Stade Bollaert [stadion Lens] dalam tidurnya."
"Saya pribadi tidak setuju dengan aksi yang dilakukan penonton karena itu adalah tindakan pengecut dan dilakukan dari belakang, tapi, apa yang dilakukannya juga hanya pantas disaksikan di film-film," tegasnya.
Ada pun Yahia dijadwalkan akan bertemu dengan komite etika FFF pada 18 Oktober untuk menjelaskan komentarnya itu.
Bek Lens itu menilai demikian menyusul insiden terjatuhnya ofisial pertandingan Emmanuel Boisdenghien saat timnya ditekuk Lille 4-1 di kandang sendiri pada September silam.
Boisdenghien terjatuh karena mendapat lemparan sebuah benda dari arah penonton yang mengenai bagian kepalanya. Karena yang bersangkutan harus menjalani perawatan di lapangan, pertandingan pun sempat terhenti beberapa menit.
Menurut Yahia, aksi yang ditunjukkan Boisdenghien berlebihan karena benda yang dilemparkan penonton yang mengenai kepalanya hanyalah bola kertas yang sebelumnya digunakan untuk spanduk.
"Saya tahu dengan benar apa yang terjadi. Dia hanya dilempar dengan bola kertas, yang sebelumnya digunakan untuk tifo sebelum pertandingan dengan tiga buah klip di dalamnya," ungkap Yahia kepada media lokal Voix du Nord.
Boisdenghien juga dilaporkan mendapat liburan selama lima hari usai insiden tersebut untuk memulihkan kondisi fisik dan psikisnya.
"Dia harusnya pergi dan menemui Steven Spielberg karena dia bakal bagus memainkan drama di film. Tapi dia juga harus berhenti mengatakan tak bisa tidur saat malam dan terbayang-bayang Stade Bollaert [stadion Lens] dalam tidurnya."
"Saya pribadi tidak setuju dengan aksi yang dilakukan penonton karena itu adalah tindakan pengecut dan dilakukan dari belakang, tapi, apa yang dilakukannya juga hanya pantas disaksikan di film-film," tegasnya.
Ada pun Yahia dijadwalkan akan bertemu dengan komite etika FFF pada 18 Oktober untuk menjelaskan komentarnya itu.
Senin, 04 Oktober 2010
'De Jong Penjahat'
Publik sepakbola Belanda malu.
Hugo Vorst, komentator televisi terkemuka, mengatakan Nigel de Jong adalah penjahat, dan harus dikeluarkan dari sepakbola.
Pernyataan ini dikemukan usai Manchester City mengalahkan Newcastle United 2-1. De Jong menghantam Hatem Ben Arfa menit ketiga, yang membuat pemain Prancis itu ditandu keluar lapangan dengan bantuan oksigen.
Hasil pemeriksaan di rumah sakit setempat menyebutkan Ben Arfa patah kaki, dan kemungkinan absen sampai akhir musim.
Sebelum berangkat ke Piala Dunia 2010, De Jong sempat mematahkan kaki pemain muda AS Stuart Holden dalam laga persahabatan. Di final Piala Dunia 2010, De Jong menendang dada Xabi Alonso.
Ben Arfa adalah korban terakhir kebrutalan De Jong. Anehnya, De Jong selalu luput dari kartu merah.
Vors hanya satu dari sedikit anggota masyarakat sepakbola Belanda yang malu melihat permainan Jong. Jan Everse, manajer Sparta Rotterdam, mengatakan; "De Jong harus dibawa ke ahli kejiwaan."
Bert van Marwijk, pelatih timnas Belanda, juga merasa malu dengan ulah De Jong. Ia mengatakan De Jong harus mengurangi permainan tackling-nya.
"Saya akan membicarakan masalah ini dengan De Jong," demikian Van Marwijk.
De Jong bukan satu-satunya figur Machiavelian di timnas Belanda. Satu lainnya adalah Mark van Bommel. Bedanya, Van Bommel tidak memiliki tackling yang keras, dan mematahkan kaki lawan. Pemain Bayern Munich itu hanya menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawan.
Di kubu Mancheser City, Brian Kidd -- asisten Roberto Mancini -- berusaha membela De Jong. Menurutnya, itu bukan pelanggaran terburuk.
Langganan:
Postingan (Atom)
Tau
/feeds/posts/default?max-results=9999&alt=json-in-script&callback=loadtoc